Senin, 04 Juli 2016

Smart marketing vs konvensional marketing

Selamat pagi menjelang lebaran brada..
Seperti biasa, artikel kali ini lebih bersifat menyentil, dan sedikit menusuk..
Seperti yang kita tahu, untuk membicarakan mengenai marketing, kita berbicara tentang 2 tim yang saling berseberangan. Yang satu dengan tumpukan garpunya, yang lain dengan sayapnya.. Pada zaman dahulu gaya berbicara mereka mirip mirip satu sama lain. Tetapi zaman berubah disaat yang satu memilih tagline one heart, disaat yang sama, yang lain memakai semakin didepan.
Logo One Heart yang dimiliki lebih bersifat persuasive, yaitu dengan memanjakan konsumen mereka, dengan sejumlah masalah yang mereka miliki tetapi, mereka lebih memilih untuk memberikan lip service dan memanjakan konsumen. Sepeti kita tahu honda memiliki sejumlah kekurangan pada produk mereka, seperti jok keras, mesin klothok klothok, plastik body keras, finishing cat yang lebih tipis dari kompetitor, tetapi mereka pionir fitur iss, pada motor entry level mereka, pionir segudang fitur pada produk entry level. Mereka tahu bagaimana menyenangkan konsumen. Ketika pabrikan sebelah mulai mengikuti jejak mereka, mereka lebih memilih memanjakan konsumen dengan iming2 hadiah dan diskon. Sementara pabrikan sebelah mulai merombak line up produksi mereka untuk mengikuti kemauan konsumen, pabrikan honda lebih memilih untuk memberikan tajjil gratis, sahir on the road, mudik gratis..
Last..  Brads.. Membicarakan market, kita nggak bisa berpaling dari semua kegiatan sehari hari kita, kalau brada zekalian berasal dari background politik pasti cengengesan karena mereka mengerti banget mengenai persuasive marketing. Dan time will tell ajalah siapa yang lebih mampu menguasai penjualan. Konvensional marketing kayak orang jualan di pasar, daripada persuasive marketing kayak orang jualan rumah...

Jumat, 01 Juli 2016

Pendekatan persuasive vs iklan massive

Dear brads, ketika iseng blogwalking ke warungnya mbah dukun, penulis gatal untuk komen... Dana csr, sebagai salah satu bentuk timbal balik perusahaan terhadap semua yang berkepentingan termasuk konsumen...
Sebenarnya, seberapa besarkah dana yang harus d keluarkan untuk sekedar membagikan tajjil gratis, seberapa besarkah dana yang harus dikeluarkan hanya untuj sekedar memberikan tiket mudik? Apabila dibandingkan dengan besarnya dana yang harus dikeluarkan untuk sebuah iklan di prime time, di stasiun tivi terkemuka, dengan durasi yang mencapai ratusan juta untuk durasi 2 sampai 3 menit.
Kalau kita lihat, pabrikan sayap mengepak bahkan sampai mengadakan mudik gratis, buka bareng komunitas, sahur gratis.. Kalau dilihat secara logika, seberapa besar dana yang harus dikeluarkan untuk membiayai itu semua? Tapi sebagai dampaknya, lihatlah market share mereka?
Dijaman saat ini, pe dekatan persuasive lebih dihargai dibanding iklan yang bertubi tubi.. Contoh konkrit adalah pabrikan ijo, komunitas mereka begitu solid bahkan sampai market share mereka meningkat terus dengan hanya mengandalkan lini seprot.. Iklan memang bagus untuk membuka wawasan masyarakat, tapi harus ada follow upnya..
Last...
Artikel ini sebenarnya hanyalah artikel selingan untuk artikelnya mbah dukun di:
Gak ada acara mudik bareng gak ada dana buat csr ya bayar blogger belasan kok bisa/